Tuesday, May 22, 2007
Cinta Segitiga - antara aku kau dan dia
Oleh: Grace Suryani
Dear ksatria,
Aku rasa aku harus menceritakan ini kepadamu … bertahun-tahun sebelum kita ketemu
aku sudah jatuh cinta pada pria lain
seorang pria yang mencintaiku melebihi segalanya
seorang pria yang benar-benar bisa dipercaya
aku benar-benar jatuh cinta padanya dan dia jatuh cinta padaku
we’ve a very wonderful story
I cherish every moment we spent together
sampai suatu hari dia memperkenalkanku dengan seorang sahabatnya yang lain, kau :)
seorang sahabat memperkenalkan sahabatnya pada sahabatnya yang lain, hal yang biasa bukan?
tapi ternyata perkenalan kita itu
tidak hanya sekedar perkenalan biasa …
siapa yang menyangka
bahwa kau jatuh cinta padaku dan aku jatuh cinta padamu??
dan cinta segitiga itu dimulai antara aku, kau dan dia
kau sahabat baiknya dan aku kekasihnya seperti cerita sinteron huh? :p
banyak orang menyangka bahwa dia,
akan marah besar menganggap kau pengkhianat karena ‘mencuri’ pacarnya hem …
yang mikir kayak gitu kebanyakkan nonton sinetron! Hehehe
kenyataannya cerita kita tidak seperti itu
justru sebaliknya cinta segitiga itu yang membuat hubungan kita kuat
cinta segitiga ini yang membuat hubungan kita berhasil karena sebenarnya,
itu adalah idenya.
ide dia untuk mempertemukan kita,
untuk mempertemukan kau yang adalah sahabat baiknya
dengan aku yang adalah kekasihnya yah itu idenya,
ide Allah sendiri.
Ksatria sahabat Allah,
setiap pernikahan kristen yang berhasil memerlukan cinta segitiga ya …
cinta segitiga tanpa cinta segitiga,
mustahil pernikahan itu akan berhasil ini tidak dimulai dengan cintaku dan cintamu,
ksatria tidak.
dua cinta tidak akan pernah cukup kuat untuk kuat
menghadang badai cinta-Nya yang akan membuat ini berhasil cinta-Nya kepadamu,
cinta-Nya kepadaku, cintamu kepada-Nya,
cintaku kepada-Nya dan cinta kita tanpa cinta segitiga ini,
mustahil kita bisa bertahan menghadapi kerasnya dunia.
cinta kita bisa luntur tapi selama ada cinta-Nya dan selama kita mencintai-Nya,
everything will be okay. ;)
Ksatria,
Bagiku pernikahan adalah 3 orang sahabat yang berjalan bersama.
3 orang sahabat yang tertawa,
menangis,
bergandengan
dan berjalan bersama Allah, kau dan aku
Monday, May 14, 2007
Ibu Yang Saleh
From : Renungan Harian...Gloria.net
Banyak orang telah diberkati secara melimpah melalui apa yang mereka pelajari dari ibu mereka. Misalnya, John dan Charles Wesley. Mungkin nama mereka tak akan pernah muncul dalam sejarah jika bukan karena ibu mereka yang saleh. Ibu mereka mengajarkan bahwa hukum kasih dan kesaksian kristiani harus menjadi tuntunan hidup mereka sehari-hari.
Susannah Wesley meluangkan satu jam setiap hari untuk mendoakan 17 anaknya. Setiap minggu ia pun mengajak masing-masing anak secara bergantian untuk mendiskusikan hal-hal rohani selama satu jam. Tidak mengherankan jika John dan Charles dipakai Allah untuk membawa berkat bagi seluruh dunia.
Berikut adalah beberapa aturan yang diterapkan Susannah Wesley dalam mendidik anak-anaknya:
- Kurangi ego dalam seorang anak dan bekerja samalah dengan Allah.
- Ajari ia berdoa segera setelah ia dapat berbicara.
- Jangan memberi apa pun yang diinginkannya ketika ia merengek memintanya.
- Berikan apa yang baik baginya apabila ia memintanya dengan sopan.
- Agar tidak berbohong, jangan memberi ia hukuman ketika mengakui kesalahannya dengan jujur; tetapi jangan pernah mendiamkan pemberontakan dan tindakan yang salah begitu saja.
- Puji dan hargai kelakuan yang baik.
- Pegang teguh setiap janji yang telah Anda katakan kepada anak-anak Anda.
Dari semua karunia Allah di bumi ini, Ada satu yang melampaui segalanya: Karunia yang tak ternilai dan sangat berartiPara ibu kristiani yang penuh dengan cinta. —Anon.
KEBAIKAN IBU AKAN TERPANCAR DALAM DIRI ANAK-ANAK MEREKA —Dickens
Friday, May 11, 2007
KISAH TERCIPTANYA SAJAK FOOTPRINT
Sajak tersebut telah menyentuh hati jutaan orang di seluruh dunia. Namun tidak banyak orang mengetahui siapa pengarang sajak itu. Juga tidak banyak orang tahu apa latar belakang lahirnya sajak itu. Lebih-lebih lagi tidak banyak orang tahu bahwa sajak yang berjudul Jejak Kaki (aslinya : Footprints) sebenarnya adalah buah pena masa berpacaran di suatu senja di tepi danau.
Pengarang sajak itu adalah Margaret Fishback, seorang guru sekolah dasar Kristen untuk anak-anak Indian di Kanada. Margaret sangat pendek dan kecil untuk ukuran orang Kanada. Tinggi badannya hanya 147 cm. Tubuhnya ramping dan wajahnya halus seperti anak kecil. Karena itu walaupun ia sudah dewasa dan sudah menjadi ibu guru ia sering diberi karcis untuk anak-anak kalau berdiri di depan loket atau kalau naik bis. Margaret dibesarkan dalam keluarga yang bersuasana hangat dan penuh kasih.
Namun ada beberapa peristiwa yang terasa pahit dalam kenangan masa kecilnya. Yang pertama adalah pengalamannya ketika ia menjadi murid kelas satu sekolah dasar. Ia mempunyai kenangan buruk tentang gurunya. Margaret berlogat Jerman karena ayahnya berasal dari Jerman. Lalu tiap kali Margaret melafalkan sebuah kata Bahasa Inggris dengan logat Jerman jari-jari tangannya langsung dipukul oleh gurunya dengan sebuah tongkat kayu. Tiap hari jari-jari tangan Margaret memar kemerah-merahan."Jangan bicara dengan logat Jerman. Pakai logat yang betul, kalau tidak ... !"?? Itulah ancaman dan amarah yang didengar Margaret setiap hari. Dan ia sungguh takut. "Tiap hari aku berangkat ke sekolah dihantui oleh rasa takut. Aku heran mengapa aku dimarahi. Apa salahku ? Apa salahnya orang berbicara dengan logat Jerman ? Baru kemudian hari aku tahu bahwa pada waktu itu sedang berlangsung Perang Dunia II, sehingga orang Jerman dibenci di Amerika dan Kanada,?? ucap Margaret mengenang masa kecilnya.
Kenangan pahit lain yang diingat Margaret adalah tentang dua teman perempuannya di kelasnya. "Aku akrab dengan semua teman dan mereka senang bermain dengan aku, kecuali dua orang teman perempuan yang kebetulan berbadan besar. Kedua teman itu sering menjahati aku. Untung ada seorang teman laki-laki yang selalu melindungi aku. Namun pada suatu hari teman laki-laki itu tidak masuk ke sekolah. Lalu kedua teman perempuan yang berbadan besar itu menjatuhkan aku dan duduk di atas perutku sambil menggelitiki aku. Aku kehabisan nafas. Untung tiba-tiba ada orang yang lewat sehingga aku dilepas. Langsung aku lari ketakutan sampai aku jatuh dan pingsan. Selama beberapa hari aku terbaring sakit. Tetapi yang lebih parah lagi, selama beberapa bulan aku ketakutan,"?? kenang Margaret. Juga tentang masa dewasanya Margaret mempunyai pengalaman yang menakutkan. Pada suatu siang yang bercuaca buruk, ketika ia sedang mengajar di kelas, tiba-tiba jendela terbuka dan petir menyambar sekujur tubuh Margaret. Ia jatuh terpental di lantai. Setelah dirawat di rumah sakit, ia tetap mengidap penyakit yang tidak tersembuhkan. Urat syarafnya terganggu sehingga ia sering bergetar. Bukan mustahil semua pengalaman buruk itu turut mewarnai lahirnya sajak Jejak Kaki ini, yang dikarang oleh Margaret ketika ia sudah mempunyai tunangan yang bernama Paul. Hari itu Margaret dan Paul berangkat menuju suatu tempat perkemahan di utara Toronto untuk memimpin retret. Di tengah perjalanan, mereka melewati danau Echo yang indah. "Mari kita jalan di pantai,"?? usul Margaret. Dengan semangat mereka melepaskan sepatu lalu berjalan bergandengan tangan di pantai pasir. Ketika mereka kembali dan berjalan ke arah mobil mereka, dengan jelas mereka mengenali dua pasang jejak kaki mereka di pasir pantai. Namun di tempat-tempat tertentu gelombang air telah menghapus satu pasang jejak itu. Hai Paul, lihat, jejak kakiku hilang,?? seru Margaret. Itukah mungkin yang akan terjadi dalam impian pernikahan kita? Semua cita-cita kita mungkin akan lenyap disapu gelombang air,? lirih Margaret. Jangan berpikir begitu,"?? protes Paul. "Aku malah melihat lambang yang indah. Setelah kita menikah, yang semula dua akan menjadi satu. Lihat itu, di situ jejak kaki kita masih ada lengkap dua pasang."?? Mereka berjalan terus. "Paul, lihat, di sini jejakku hilang lagi."?? Paul menatap Margaret dengan tajam, "Margie jalan hidup kita dipelihara Tuhan. Pada saat yang susah, ketika kita sendiri tidak bisa berjalan, nanti Tuhan akan mengangkat kita. Seperti begini..."?? Lalu Paul mengangkat tubuh Margaret yang kecil dan ringan itu dan memutar-mutarnya. Malam itu setibanya mereka di tempat retret, Margaret yang adalah pengarang kawakan menggoreskan pena dan menuangkan ilham pengalamannya tadi di pantai. Kalimat demi kalimat mengalir. Dicoretnya sebuah kalimat, diubahnya kalimat yang lain. Ia berpikir, menulis, termenung, mencoret, menulis lagi, termenung lagi, mencoret lagi.......Seolah-olah bermimpi, dalam imajinasinya ia merasa berjalan bersama dengan Tuhan Yesus di tepi pantai. Ketika berjalan kembali ia melihat dua pasang jejak kaki, satu pasang jejaknya sendiri dan satu pasang jejak Tuhan. Tetapi... dan seterusnya. Margaret melihat lonceng. Pukul 3 pagi ! Cepat-cepat diselesaikannya tulisannya, lalu ia tidur. Keesokan harinya, begitu bangun, ia langsung membaca ulang tulisannya. Ah, belum ada judulnya. Margaret berpikir sejenak lalu membubuhkan judul "Aku Bermimpi". Ia mengubah beberapa kata dan kalimat. Dan lahirlah sajak yang sekarang kita kenal dengan judul Jejak Kaki. Pada hari itu juga dalam kebaktian, sajak itu dibacakan Paul. Paul berkata, "... ada saat di mana kita merasa seolah-olah Tuhan meninggalkan kita. Musibah menimpa kita dan jalan hidup kita begitu sulit. Kita bertanya mengapa Tuhan tidak menolong kita. Sebenarnya Tuhan sedang menolong kita. Tuhan sedang mengangkat kita."?? Lalu Paul membacakan sajak karya Margaret :
One night I dreamed a dream.
I was walking along the beach with my Lord.
Across the dark sky flashed scenes from my life. For each scene,
I noticed two sets of footprints in the sand,
One belong to me and one to my Lord.
When the last scene of my life shot before me,
I looked back at the footprints in the sand.
There was only one set of footprints.
I realized that this was the lowest and the saddest times of my life.
This always bothered me and I questioned the Lord about my dilemma.
"Lord, You told me when I decided to follow,
You would walk and talk with me all the way.
But I'm aware that during the most troublesome times of my life,
There is only one set of footprints.
I just don't understand why, when I need You most, You leave me.??
He whispered, "My precious child, I love you and will never leave you never, ever, during your trials and testings.
When you saw only one set of footprints,
It was then that I carried you.
Seluruh peserta retret duduk terpaku mendengarnya. Mereka termenung menyimak kedalaman arti yang terkandung sajak itu. Sekarangpun tiap orang termenung setiap kali membaca sajak itu.
Sajak itu mengajak kita menelusuri perjalanan hidup kita. Dalam perjalanan itu telapak kaki kita dan telapak kaki Tuhan Yesus membekas bersebelahan. Tetapi pada saat-saat dimana musibah menimpa dan perjalanan menjadi sulit serta berbahaya, ternyata yang tampak hanya telapak kaki Tuhan. Telapak kali kita tidak tampak, padahal telapak kaki Tuhan membekas dengan jelas. Mana telapak kaki kita ? Telapak kaki kita tidak ada, sebab pada saat-saat seperti itu kita sedang diangkat dan digendong Tuhan.
Tuesday, May 01, 2007
Allah suka padamu...
Kalau Dia punya dompet, pasti fotomu disimpan didalam-nya,
Kalau Dia punya kulkas, fotomu pasti disimpan di pintunya,
Dia mengirim bunga untukmu setiap musim semi dan matahari terbit setiap pagi,
Kalau kamu ingin bicara, Dia pasti mau mendengarkan.
Sebenarnya Dia bisa tinggal dimana saja di alam semesta ini,
dan Dia memilih hatimu. Terima saja sobat, Dia tergila-gila padamu!
Kayak nya mungkin kamu susah sekali percaya bahwa Allah mengenal namamu.
Dia benar benar mengenal namamu (Yes45:3-4) .
Tertulis ditelapak tangan-Nya,diucapka n dengan mulut-Nya,
Dibisikkan dengan bibir-Nya, Namamu.
Hati kita tidak cukup besar untuk memuat semua berkat yang ingin Allah berikan.
Jadi, coba ini :
Kalau matahari terbit membuatmu begitu takjub sampai menahan nafas,
atau bunga bunga dipadang membuatmu begitu terpesona,
sampai tidak bisa berkata kata tetaplah seperti itu.
Tidak perlu mengatakan apa-apa dan dengarkan sorga berbisik,
"Kau suka itu? Aku melakukannya hanya untukmu"
Kalau kita saja suka memberi hadiah hadiah untuk menunjukkan kasih
sayang kita,apalagi Dia?
Bisa saja Dia biarkan bumi ini datar dan berwarna abu-abu, tapi Dia tidak begitu.
Dipercikan-Nya warna jingga pada matahari terbit,
Dan diberi-Nya warna biru pada langit.
Dan kalau kamu suka melihat sekawanan angsa yang sedang berkumpul,
kamu juga pasti bisa melihatNya.
Apa Dia harus menjadikan bulu ekor musang empuk dan lembutnya?
Apa Dia harus membuat burung- burung berkicau?
Dan lucunya ayam berjalan tergopoh gopoh.
Atau dasyatnya gelegar guntur ? Mengapa Dia memberi aroma bagi bunga?
Mengapa Dia memberi rasa pada makanan?
Mungkinkah itu semua karena Dia suka sekali melihat raut wajahmu?
Jadi berjanjilah, kamu tidak akan lupa,
bahwa kamu bukan suatu kebetulan atau kejadian.. kamu adalah karunia bagi dunia.
Karya seni sorgawi, tanda tangan Allah.
(Engkau menenunku didalam kandungan ibuku, Mazmur 139:13)
kamu ditenun/rajutNya, Kamu bukan produksi massal, kamu bukan hasil buatan mesin.
Kamu dirancang secara khusus, diberi karunia khusus,dan ditempatkan didunia ini dengan penuh kasih..
oleh sang Pencipta Agung.
MenurutNya kamu adalah hal terindah yang melesat turun dari puncak dalam sekejap.
Menolehlah kepinggir jalan, lihat,
Allah sedang bersorak sorak memberimu dukungan dalam lomba lari.
Coba lihat ke depan ke garis akhir,
lihat Allah sedang bertepuk tangan memuji langkahmu.
Allah ada bagimu
Kalau Allah punya kalender,pasti tanggal ulang tahunmu sudah di lingkari.
Kalau Dia menyetir mobil, pasti namamu sudah tertulis di bemperNya,
Kalau ada pohon di sorga, pasti Dia sudah mengukir namamu dibatangnya.
Mungkin kamu tidak mau menggangu Allah dengan lukamu.
Tetapi "Dia yang memelihara kamu" ( 1 Petrus 5:7 )
Dia menunggumu, untuk memelukmu. dalam keberhasilan dan kegagalanmu.
Bapa Sorgawi sangat menyayangimu dan hanya ingin memberikan kasih-Nya kepadamu.
Tanpa dibatasi oleh waktu, Allah melihat kita semua.
Gelandangan & anak terlantar, semuanya.
Dia melihat kita sebelum kita dilahirkan. Dan Dia suka dengan semua yang dilihatNya.
Dengan luapan emosi, penuh kebanggaan,sang Pencipta bintang itu menoleh ke arah kita,
satu persatu dan mengatakan "Engkau anakKu, Aku sangat mengasihimu"
Aku tahu, suatu hari nanti, engkau akan berpaling dariKu
dan menjauh. Tetapi Aku ingin engkau tahu,Aku telah menyediakan jalan pulang bagimu.
Kamu telah memikat hati Allah. Dia tidak sanggup hidup tanpamu.
Impian Allah, membawamu dengan denganNya.
Dan jalan menuju salib, memberitahu kita, sejauh apa jalan yang Allah tempuh
untuk memanggil kita kembali kepadaNya.
"Apa yang bisa membuatKu berhenti mengasihimu? "tanya Allah.
"Ingin tahu berapa lama kasihKu akan bertahan?
Lihat saja, Aku bicara dalam bahasamu,tidur diduniamu, dan merasakan sakitmu.
temukan jawabannya diatas kayu salib itu,di atas bukit berbatu itu.
Itulah bukti besarnya kasihKu kepadamu"
Masih banyak yang Allah lakukan selain mengampuni kesalahan kita,
Dia menghapusnya! kita hanya harus membawa kesalahan kita kepadaNya.
Kamu bisa bicara dengan Allah karena Allah pasti mendengarkan.
Biar saja air mata menetes dipipimu Ia akan menyekanya.
Dia telah mengutus malaikat malaikat Nya untuk menjagaimu(Maz. 91:11),
Roh KudusNya untuk tinggal didalammu. Gereja Nya untuk mendukung mu
dan pedangNya untuk mempimpin mu.
Sebesar kerinduan mu untuk bertemu dengannya,
lebih besar lagi kerinduanNya untuk bertemu denganmu.
Kalau kamu menyetuh hati Allah, pakai lah nama sebutan yang paling Ia sukai
panggil dia "Bapa"
Menurut Allah, kamu indah!
(by Max Lucado)
Subscribe to:
Posts (Atom)